joss

Selasa, 20 Maret 2012

Manajemen Pemeliharaan Ternak Unggas (Broiler)

Manajemen Pemeliharaan Ternak Unggas (Broiler)
Oleh: Achmad Prafitdhin*

Dalam usaha peternakan unggas tidak lepas dari tiga unsur penting yaitu bibit, pakan, dan manajemen. Proporsi masing-masing yaitu 20% untuk bibit, pakan sebanyak 30% dan manajemen sebesar 50%. Kesemuanya bersinergi dalam suatu produksi ternak unggas.

A. Bibit
Bibit sebaiknya berasal dari pabrik dengan standart pengendalian mutu yang baik. Sebelum mendapatkan bibit, pabrik telah menyeleksi parent stock. Parent stock harus bagus secara performansnya yaitu sehat, kaki tidak pincang, punggung lurus tidak bungkuk, leher sempurna, dan bobot badan seragam.
Pemilihan tersebut didasarkan pada ayam saat melakukan perkawainan membutuhkan tumpuan kaki yang kuat. Selain itu kesehatan organ rangka sangat dibutuhkan oleh pejantan maupun betina.
Berbeda dengan ayam layer, ayam broiler memiliki siklus produksi telur (indukan parent stock). Yaitu umur 1-4 minggu disebut periode breeding, 5-25 minggu disebut growing, dan 26-64 minggu disebut laying. Sedangkan pada ayam layer, umumnya memiliki siklus produksi lebih cepat yaitu umur 19 minggu telah bertelur.
Mulai umur 26 minggu ayam parent stock telah bertelur. Namun telur tersebut tidak layak untuk ditetaskan. Telur-telur yang dihasilkan harus disortir. Telur tetas (hatching egg) dipisahkan dari telur young flock (telur yang dihasilkan oleh induk muda/ayam tembehan). Tujuannya adalah agar ayam yang dihasilkan tidak lemes-lemes karena berasal dari induk tembehan tersebut. Ukuran telur pun harus di perhatikan terhadap besar dan bentuknya. Umumnya memiliki indeks 45%.
Selanjutnya telur akan dikirim kepada hatchery untuk ditetaskan. Biosekuriti pada pabrik penetasan ayam lebih ketat daripada lainnya. Mulai dari biosekuriti mesin tetas, karyawan, peralatan, kendaraan, sampai dengan fumigasi hatching egg itu sendiri. Karena ayam-ayam bibit dihasilkan disini. Jika ayam bibit terserang penyakit maka akan menjadi masalah besar. Siklus ayam selanjutnya menjadi terganggu.
DOC (setelah 21 hari dalam mesin tetas) siap dikirimkan kepada pemesan, mitra ternak atau dipelihara sendiri untuk pabrik.
Metode pemeliharaan DOC yaitu menyiapkan brooder/indukan dan mengatur suhu kurang lebih 32-36°C. Gasolec dinyalakan hingga truk pembawa DOC datang setidaknya 2-3 jam sebelum ayam dimasukkan dalam kandang (Gasolec menyala hingga ayam umur 3 minggu). Dan melakukan tebar pakan sebanyak 1,5 kg tiap brooder. Target yang harus dicapai yaitu DOC harus mengenal lingkungan dalam kurun 4 jam pemeliharaan. Dalam waktu tersebut pun DOC harus makan dan 100% dari populasi temboloknya harus sudah terisi dengan pakan.
Alas kandang menggunakan kertas koran. Tujuannya adalah untuk mengendalikan bakteri penyebab koksidiosis. Jika ayam terlalu banyak memakan ekskretanya sendiri yang mengandung bakteri pembawa koksi maka koksidiosis akan menyerang. Namun jika ayam terlalu sedikit memakan ekskretanya jumlah bakteri koksidiosis yang dimakan sedikit, juga akantidak bagus. Sehingga harus tepat, salah satu pengendaliannya menggunakan kertas koran. Selain itu kertas koran menyerap air dan akan mudah dibersihkan dengan cara mengugulungnya.

B. Pakan dan Minum
Pakan diberikan sesuai tingkatan umur. Terdapat pakan starter, grower dan layer. Bagi ayam broiler umumnya hanya dua tipe pakan yaitu starter dan finisher. Namun pada ayam broiler parent stock tipe pakan berdasarkan tiga jenis pakan tersebut. Pakan starter umumnya memiliki kandungan protein 21-23%, grower 19-21% dan layer 18%. Sehingga pemberian pakan harus disesuaikan umur ayam.
Pemberian pakan harus selalu terkontrol dengan baik. Pakan diberikan menjelang DOC datang. Dengan volume tebar sebesar 1,5 kg per brooder. Saat DOC, jumlah pakan yang diberikan sedikit demi sedikit namun dalam waktu yang sering. Tujuannya adalah untuk meningkatkan dan mempertahankan nafsu makan serta menghindari kotoran yang bercampur dengan pakan. Sebab pada DOC tempat pakan berupa nampan plastik dan bukan berupa tempat pakan gantung. Sehingga harus sesering mungkin dibersihkan.
Pada ayam dara pemberian pakan dan minum secara otomatis sehingga mengurangi kontak dengan karyawan. Pemberian pakan yaitu 2 kali. Namun, ada juga metode dengan satu kali pemberian pakan selanjutnya dengan minum add libitum.
Feeder space tiap tempat pakan yaitu 1-8 ekor ayam. Semua ayam harus makan secepat-cepatnya, sehingga dalam waktu 15 menit semua pakan pada tempat pakan tersebut harus habis. Setelah 15 menit tempat pakan sesegera mungkin dinaikkan untuk menghindari “pencurian” pakan oleh ayam.
Pemberian pakan juga menganal sistem puasa. Namun, ayam masih tetap minum agar metabolisme tubuhnya tetap terjaga. Dengan konsep untuk memperoleh uniformitas ayam. Ayam akan seragam jika diperlakukan cara makan dan minumnya. Pemberian pakan metode treatment penulis bahas pada bagian manajemen.
Pakan untuk pagi hari disiapkan pada waktu sore hari, tujuannya agar distribusi pakan dapat cepat diperoleh. Sehingga ayam dapat makan dengan jumlah yang telah ditentukan, jatah makan pun menjadi terpenuhi.

C. Manajemen
Manajemen adalah suatu usaha pengelolaan untuk peternakan unggas agar mendapatkan keuntungan maksimal dengan tidak mengesampingkan faktor produksi lain. Salah satu faktor yang penting selain pakan dan bibit adalah kesehatan ternak, kandang, dan sumberdaya manusia.
Kesehatan pada ternak unggas menjadi harga mati. Sebab dengan tingkat produktivitas tinggi unggas mudah stress. Sehingga daya tahan tubuh gampang turun dan akhirnya penyakit mudah masuk ke dalam tubuhnya.
Biosekuriti, merupakan langkah awal pencegahan agar ayam broiler tidak mudah terjangkiti penyakit. Hal tersebut dilakukan pada :
- lingkungan farm, seperti segera mengeluarkan bangkai ayam dari dalam kandang agar tidak menyebarkan penyakit dan menjangkiti unggas lain
- pakaian dan sepatu karyawan
- sanitasi pada orang-orang yang memasuki kawasan dalam kandang, terkait erat dengan pekerja. Setidaknya ada 4 tahapan sterilisasi penyemprotan pada tubuh karyawan
- biosekuriti pada kendaraan, peralatan, dan lingkungan
Vaksinasi, vaksinasi harus dilakukan tepat waktu. Vaksinasi dapat meningkatkan kekebalan tubuh ayam. Karena tubuh akan membentuk antigen terhadap jenis bakteri atau virus yang dimasukkan ke dalam tubuhnya. Dan ketika ternak tubuhnya termasuki oleh bakteri atau virus yang sama, maka ternak tersebut telah kebal terhadap bakteri atau virus yang bersangkutan.
Vaksinasi dilakukan dengan beberapa metode diantaranya spray, wings web, intramuscular (leg), sub cutanous, tetes mata, tetes hidung dan tetes mulut (oral). Sedikitnya ayam mengalami 17 kali vaksinasi selama hidupnya hingga umur 2 tahun (versi Charoen Pokhpand). Beberapa vaksin tersebut diantaranya adalah ND, IBD, AI, ILT, dan Gumroro. Vaksin diberikan sesuai umur ayam dan kondisi lingkungan.
Pengobatan dilakukan ketika ayam mengalami sakit. Namun, tentu lebih baik adalah pencegahan dari penyakit melalui program biosekuriti dan vaksinasi.
Treatment/perlakuan juga menjadi perhatian khusus pabrik. Terutama pada ayam parent stock. Treatment biasanya dilakukan pada pemberian pakan. Ayam dipuasakan dengan model perbandingan antara makan dan puasa sebesar 4:3, 5:2, atau 6:1. Ayam mulai dilakukan treatment ini umur 5-22 minggu. Pada umur 5-7 minggu menggunakan model 4:3. Pada umur 8-14 minggu menggunakan treatment 5:2. Dan untuk umur 19-22 minggu menggunakan model 6:1. Tujuan dari perlakukan itu sendiri adalah untuk memperoleh ayam yang seragam dari segi bobot badan. Pakan yang diberikan dalam satu minggu dijumlahkan dan dibagi dengan hari saat mereka makan.
Misalnya dalam satu minggu ayam menghabiskan pakan sebanyak 700 gram. Maka, jika dengan perlakuan 4:3, jumlah pakan tersebut dibagi dengan 4 sehingga dapat diperoleh seperti berikut ini:
Tabel 1. Treatment pakan pada ayam umur 5-7 minggu
Keterangan Hari ke-
1 2 3 4 5 6 7
Keadaan biasa 100 gram 100 gram 100 gram 100 gram 100 gram 100 gram 100 gram
Dengan treatment 175 gram Puasa 175 gram Puasa 175 gram Puasa 175 gram
Perkandangan sangat menunjang kesehatan dan produktivitas ayam. Model kandang, sangat menentukan sirkulasi udara dalam kandang dan jumlah amoniak yang menguap. Pada kandang PT Charoen Pokhpand, model kandang yang digunakan adalah dengan tipe tertutup (close house). Dengan tipe tertutup aliran angin (air flow) akan mudah dikontrol. Selain itu untuk mengurangi ayam kontak dengan udara terbuka yang mengandung bibit penyakit.
Kandang tertutup menggunakan kipas angin untuk mengeluarkan udara dalam kandang yang banyak mengandung amoniak. Udara masuk dari arah ujung samping kiri dan kiri bagian kandang. Udara harus melewati penyaringan (filter) untuk mencegah bibit penyakit masuk saat udara masuk. Sedikitnya terdapat 3 buah filter yang dilewati udara masuk tersebut.
Tujuan udara masuk dilewatkan samping kiri dan kanan yaitu ketika udara masuk dan berbenturan satu dengan yang lain, udara tersebut akan membawa lebih banyak oksigen.
Kipas angin atau blower ditempatkan di bagian ujung kandang. Tujuannya saat udara masuk maka udara yang lain teresak dan segera mengeluarkannya. Kandang ukuran 12 x 120 meter membutuhkan 8 buah blower.
Melalui satu kesatuan utuh manajemen produksi ternak unggas baik bibit, pakan dan manajemen pemeliharaan akan diperoleh keuntungan yang maksimal. Sebab tujuan akhir dari manajemen ternak unggas adalah mendapakan keuntungan sebesar-besarnya dengan biaya serendah-rendahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar